Tentu, berikut adalah artikel mengenai viralnya penggunaan musik DJ dan sound horeg oleh Gus Iqdam di Pacitan:
Viral, Gus Iqdam Gebrak Pacitan dengan Musik DJ dan Sound Horeg!
Nama Gus Iqdam kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kali ini, bukan karena ceramahnya yang penuh humor dan makna, melainkan karena penggunaan musik DJ dan sound horeg dalam acara pengajian yang digelar di Pacitan. Aksi ini sontak viral dan menuai beragam reaksi dari warganet.
Kronologi Kejadian
Acara pengajian yang dihadiri ribuan jamaah tersebut digelar di [lokasi acara] pada [tanggal kejadian]. Gus Iqdam, yang dikenal dengan gaya dakwahnya yang kekinian, tampaknya ingin memberikan sentuhan berbeda dalam acara tersebut. Ia mengkolaborasikan alunan musik DJ dengan sound horeg, sebuah genre musik yang identik dengan dentuman bass yang menggelegar.
Reaksi Warganet
Aksi Gus Iqdam ini pun memicu beragam reaksi dari warganet. Ada yang mendukung dan menganggapnya sebagai inovasi dalam berdakwah, namun tak sedikit pula yang mengkritik dan menilai hal tersebut tidak pantas dilakukan dalam acara pengajian.
- Pihak yang Mendukung:
- Beberapa warganet berpendapat bahwa penggunaan musik DJ dan sound horeg dapat menarik minat generasi muda untuk menghadiri pengajian.
- Mereka menilai Gus Iqdam berhasil memadukan unsur modern dengan nilai-nilai agama, sehingga dakwahnya lebih mudah diterima oleh kalangan milenial.
- Ada juga yang beranggapan bahwa hal tersebut merupakan bentuk kreativitas Gus Iqdam dalam menyampaikan pesan-pesan kebaikan.
- Pihak yang Mengkritik:
- Sebagian warganet menilai penggunaan musik DJ dan sound horeg tidak sesuai dengan suasana khidmat dalam acara pengajian.
- Mereka beranggapan bahwa hal tersebut dapat mengganggu kekhusyukan jamaah dalam mendengarkan ceramah.
- Ada juga yang khawatir bahwa hal ini dapat merusak citra pengajian sebagai sarana penyebaran ilmu agama.
Penjelasan dari Pihak Terkait
Menanggapi viralnya video tersebut, pihak pengurus Pondok Pesantren Sabilu Taubah, yang dipimpin oleh Gus Iqdam, memberikan klarifikasi. Mereka menjelaskan bahwa penggunaan musik tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana yang meriah dan menarik minat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menghadiri pengajian.
“Pemilihan lagu memang dari kita pakai itu. Biar meriah, orang senang dan menarik ikut pengajian. Jadi pakai sound horeg juga lighting bagus, agar masyarakat 1 ikut pengajian daripada di 2 jalan,” jelas salah seorang pengurus pondok pesantren.
Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Diharapkan, perbedaan pendapat yang muncul dapat disikapi dengan kepala dingin dan saling menghormati.
Semoga artikel ini memberikan informasi yang komprehensif dan bermanfaat.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.