Pemerintah Indonesia mengambil langkah serius dan komprehensif untuk melindungi jemaah haji dari berbagai risiko kesehatan, termasuk potensi kematian, selama menjalankan ibadah di Tanah Suci. Belajar dari pengalaman sebelumnya, serangkaian strategi dan implementasi kebijakan dilakukan secara intensif sejak persiapan di tanah air hingga pelaksanaan ibadah di Arab Saudi.
Seleksi dan Pembinaan Kesehatan Ketat: Upaya perlindungan dimulai dengan seleksi kesehatan yang ketat bagi calon jemaah haji. Pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala dan mendalam, terutama bagi jemaah lanjut usia dan mereka yang memiliki riwayat penyakit berisiko tinggi. Pembinaan kesehatan dan pemberian vaksinasi juga menjadi bagian penting dalam mempersiapkan fisik jemaah.
Penguatan Layanan Kesehatan di Tanah Suci: Pemerintah secara signifikan memperkuat infrastruktur dan sumber daya kesehatan di Arab Saudi. Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) diperluas dan dilengkapi dengan fasilitas medis yang memadai. Tim dokter spesialis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya disiagakan 24 jam untuk memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat kepada jemaah yang membutuhkan.
Program Haji Ramah Lansia: Mengingat mayoritas jemaah haji Indonesia adalah lansia, program “Haji Ramah Lansia” menjadi prioritas. Program ini mencakup penyediaan fasilitas khusus seperti kursi roda, alat bantu jalan, dan transportasi yang ramah lansia. Petugas haji juga dilatih untuk memberikan pendampingan dan perhatian ekstra kepada jemaah lansia. Skema murur di Muzdalifah menjadi salah satu inovasi untuk mengurangi risiko kelelahan bagi kelompok rentan ini.
Pemanfaatan Teknologi Informasi: Teknologi dimanfaatkan untuk memantau dan memberikan layanan kesehatan kepada jemaah. Kartu Kesehatan Jemaah Haji (KKJH) digital menyimpan data kesehatan jemaah, memudahkan petugas medis mengakses informasi penting dengan cepat. Aplikasi mobile juga dikembangkan untuk memberikan informasi kesehatan dan panduan ibadah kepada jemaah.
Edukasi dan Sosialisasi Intensif: Sebelum keberangkatan, jemaah diberikan edukasi yang komprehensif mengenai potensi risiko kesehatan selama ibadah haji, cara pencegahannya, serta pentingnya menjaga kondisi fisik dan mental. Informasi mengenai cuaca ekstrem, tata cara ibadah yang benar, dan penggunaan fasilitas kesehatan juga terus disosialisasikan.